Kalau ingin berjuang.. Jangan takut sama lawan, biarkan ia menyerang, karena kau akan jadi pemenang.. Kalau kau ingin berjuang, peganglah semua teman, jikalau mereka menyakitkan, biarkan mereka yang menjadi penguatmu untuk selalu berjuang. Karena berjuang tanpa rintangan itu tidaklah menyenangkan.
Cute Tinkerbell

Kamis, 21 Januari 2016

Cerpen Fiksi



Cerpen Fiksi
NOVEMBER LOVE STORY
Oleh : Mifta Ariswati

Ketika semburan abu-abu mulai terlukis sempurna di hamparan langit November tepatnya hari minggu pagi. Dan diantara pegunungan hawa dingin itu semakin terasa. Embun jernih yang menyiratkan harapan terasa segar meneteskan mutiaranya di bumi pertiwi yang kaya ini, dan sesekali menyentuh setiap ujung dedaunan yang mengering. Sekilas tatapan sayu itu menghampiri mutiara yang terus mengalun syahdu, namun itu tidak berlangsung lama. Perlahan senyum manis yang selalu melekat, terkikis oleh raut yang tidak bersahabat. Desiran angin mengajak tangan mungilnya membuka al-Qur’an terjemah warna hijau muda. Ya Allah, sesungguhnya hanya karenaMu aku hidup, hanya dengan namaMu aku kuat menghadapi hidup ini. Tak kuasa diri ini terlepas dari jalanMu, dan sesungguhnya beribu nikmat telah Engkau berikan padaku, hanya padaMu hamba berserah. Tatkala mata itu tertuju pada ayat yang berbunyi :
 Fabiayyi aalaa irrobikumaa tukadzdzibaan ?
(Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan ?) ” (QS.ar-Rahman: 13)
            Ayat itu pun mengembalikan senyuman di wajah gadis yang berjilbab lebar dan setelah membaca surah yang diimpikan untuk menjadi maharnya kelak, ia mencoba memulai menyibukkan diri untuk membaca novel-novel islami dari sastrawan ternama yang sedang nge-trend di muka bumi. Kekagumanya meledak seketika, saat ia benar-benar menyelami konflik demi konflik yang tergambar dengan sempurna. Dalam pikirannya, ia  selalu berharap kapan ia bisa menulis novel sebagus itu, meskipun tidak sebagus itu tapi setidaknya dapat memotivasi dan mempunyai manfaat tersendiri untuk pembaca. Perlahan bibirnya tersungging senyum kagum, bola matanya berbinar dan seperti mendapatkan suntikan semangat untuk menulis. Tiba-tiba ponselnya bergetar, karena memang disilent jadi tidak berisik. Di bukanya dengan penuh seksama serangkai kalimat.
“ Assalamu’alaikum, hai dek zahra...ini mas ilyas. Adek apa kabar ? “ sontak ia kaget tidak disangka-sangka ternyata seseorang yang selalu memotivasinya itu hadir kembali, setelah 2 bulan yang lalu putus kontak dan tidak bisa dihubungi. Memang semua ini hanya Allah yang tahu dari apa-apa yang tidak kita ketahui. Seperti yang tercantum dalam surat cintaNya :
Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui" (Q.S. Al-Baqarah: 216)
            “ Masyaallah ...” perlahan bibirnya terkatup setelah mengucap kata ini. Dengan cekatan, jari jemarinya mengetik balasan pesan itu, namun belum sempat ibu jari menekan tombol send, ponselnya bergetar, tapi bukan getar karena pesan masuk melainkan getaran panggilan masuk. Ketika dilihatnya itu panggilan dari nomor baru yang sama persis dengan nomor yang mengirim pesan semenit yang lalu, ibu jarinya langsung menekan tombol hijau yang merupakan tombol menerima panggilan.
            “ Hallo assalamu’alaikum ... “ suara seberang memulai pembicaraan. Aku menjawab salam itu dengan berat. Senyuman yang tadi terlukis kini memudar berubah menjadi butiran bening yang mengenang di bola mataku. Air mata pun tidak dapat lagi dibendung dan aku biarkan menetes di pipi. “ Apa kabar dek zahra ... ?” kembali suara itu menyapa. Nadaku pun tersendat seakan sesak untuk menjawabnya. Aku hanya mendengar apapun yang dikatakannya, bibir ini tidak mampu untuk berucap lagi. Aku mencoba menenangkan diriku dan akhirnya meskipun sulit aku berucap “ mas ilyas kemana saja ? aku merindukan motivasimu kak” sejenak aku bernafas dan menyambung ucapan yang belum selesai itu , “ sejak aku selesai semester 5, mas ilyas tidak ada kabar dan tidak bisa dihubungi kenapa ? apa kak ilyas sudah tidak mau jadi kakakku lagi ? atau karena mas ilyas sudah punya kekasih sehingga tidak mau berteman dengan aku lagi ? padahal banyak hal yang ingin aku ceritakan yang tidak bisa aku ceritakan kepada orang lain, selain mas ilyas .“ suaranya semakin lirih dan segala pertanyaan pun mulai ia lontarkan kepada ilyas.
            “ Dek zahrah ... maaf ya dek, aku tidak bermaksud seperti itu, dan aku juga belum punya kekasih kok, karena aku belum tanya sama Gusti Allah, siapa kekasihku (sambil ketawa lirih). Oh iya Akhir-akhir ini aku sibuk dengan pekerjaan baru , dan aku harus berada di Universitas yang ada di Mesir selama 2 bulan, dan sekarang aku udah di Indonesia. Maaf ya kalau aku tidak ngabari adek “ ujar pemuda yang berusaha meyakinkan gadis yang ternyata diam-diam ia cintai.
             “ iya mas ... tidak apa-apa, yang penting sekarang bisa menyambung silaturahmi lagi dengan sang motivator ku yang satu ini “ ucap zahra sembari tersenyum tipis dan jemari pun mengusap air mata yang hampir kering dengan sendirinya.
            “ Dek, ada waktu luang ? besok aku ke rumah ya” tanya ilyas.
            “ Insyaallah ada mas, jam berapa “ ucap zahra seraya senyuman mengembang melebarkan jalan napas dan pojok matanya ikut tersenyum mengikuti desiran hati saat ini.
            “ ba’da asar, nanti adek siap-siap aja, dandan yang cantik ... eech dek zahrah kan udah cantik, biar tambah cantik aja “ cetus ilyas sambil bercanda.
            “ glubrakk.... apa’an sih mas,” serentak wajah gadis berbalut jilbab putih yang tadinya tersenyum, berubah meringis.
            “ beneran toh ...ohya gimana kuliahnya ? lancarkah ? ujar ilyas
“hhemm ... Alchamdulillah lancar kak, tapi kadang macet “ ucap gadis itu sambil membereskan buku yang berserakan di atas meja.
“ syukurlah .. tapi kok seperti jalan pantura, ada mecetnya segala “ ulas laki-laki itu sembari tertawa seakan pernyataan zahra itu lucu. “ sudah dulu ya dek, gampang kita sambung lagi..assalamu’alaikum ” ucap ilyas mengakhiri pembicaraannya
            “ wa’alaikumsalam ... “ sambil menutup telfon dan lagi-lagi bibir zahra tersungging senyum tipis.
            Teduhnya cuaca seirama dengan perasaan yang zahra rasakan. Dedaunan yang basah bersorak gembira melihat gadis itu bahagia. Di atas ranting kicauan burung berubah menjadi nada cinta. Alasan ilyas tidak menghubungi zahra, perlahan memudarkan beribu pertanyaan yang mengelilingi di otaknya. Dan yang membuatnya kembali tenang ketika laki-laki yang aktif dalam dunia pendidikan itu mengucapkan belum punya kekasih. Namun zahra tidak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dan ia yakin skenario-Nya jauh lebih indah dari apa yang ia bayangkan.
“ assalamu’alaikum ukhti.. lagi ngapain ukhti ? “ ucap gadis yang baru datang. Namun zahra tetap terhanyut dalam lamunannya setelah beberapa menit menutup telfon dari laki-laki yang menjadi motivatornya itu.
“ Ukhti zahra ... kenapa ?” tanya gadis itu lagi dan sedikit heran melihat sahabatnya yang tidak menjawab salam darinya. Sesekali dia mencubit pipi tembem gadis yang duduk bersandar di teras rumah.
“ Hidup memang penuh tanda tanya ya ukhti ? ” ujar zahra sembari menatap gadis yang tadi mencubitnya. “ ohya ukhti najwa kapan datang ? “ lanjut gadis yang tengah kasmaran dengan senyum tipis di bibirnya.
“ Dari tadi ukhti ... ah ukhti ini dipanggil tidak jawab-jawab. Ada apa sih ukhti ? “ tanya najwa menyelidiki.
“ hheem, tidak apa-apa ukhti ... tadi cuma lagi cari inspirasi aja “ seketika wajah gadis yang hatinya sedang berbunga-bunga itu memerah dan mendadak menjadi salah tingkah. Hal itu ternyata membuat najwa semakin penasaran dan terus menyelidikinya, akan tetapi zahra tetap tidak berterus terang dan mengalihkan pembicaraan saat itu juga.
Melati di depan rumah bermekaran menyajikan sejuta aroma yang begitu wangi bagi yang menyukainya. Zahra hanya menikmati rasa yang hadir, tapi tidak berharap banyak, hanya menunggu dan menanti apa yang telah direncanakan oleh Allah SWT.
            Tiada yang terjadi di dunia ini tanpa sepengetahuan Allah aza wajalla, Dia tidak pernah tidur dan maha mengetahui dari apa yang tidak kita ketahui. Tepat pada hari senin, ada motor yang berhenti di depan rumah dan suara langkah kaki semakin terdengar jelas menghampiri pintu bercat biru yang masih tertutup rapat. “ Assalamu’alaikum .. “ ucap mereka dan wanita dengan gamis bermotif batik itu sembari mengetuk pintu.  Zahra yang tengah sibuk menyelesaikan tulisan cerita pendek di ruang tamu, terkejut melihat ilyas dan orangtuanya di balik jendela biru itu. Ia tidak menyangka jika ilyas datang bersama orangtuanya. Sungguh suatu kehormatan bagi gadis yang mendadak gugup itu kedatangan dua insan yang disegani oleh banyak masyarakat, mereka adalah pemilik salah satu pesantren di desanya. Zahra bergegas beranjak dari tempat duduknya dan bejalan menuju pintu, perlahan ia pun membuka pintu yang bercat biru itu sambil menjawab salam dan sedikit senyuman yang terlihat jelas lesung pipit di pipi kanannya.
“ nduk , abah dan umimu  wonten ? “ ucap laki-laki tua berbaju kokoh warna merah.
“ wonten bah, mangga pinarak abah, umi lan mas ilyas “ ujar gadis yang terlihat kaku karena kedatangan orangtua pemuda yang berpeci putih di depannya. Rupanya inilah jawaban dari perasaan yang selama ini ia pendam. Matahari tampak bersinar cerah, secerah hati zahra saat ini karena ia telah dipinang oleh sosok ikhwan yang luar biasa sekaligus motivator hatinya. Sungguh semua itu terjadi atas kehendak Allah Subhana Wa Ta’alaa.

                                                            ```` Selesai ````






Makalah IPS



HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK KONSEP DASAR IPS

Disusun untuk Memenuhi Tugas
Matakuliah Konsep Dasar IPS MI/SD
Dosen Pengampu : Mohammad Yasin Abidin, M.Pd


       Disusun oleh kelompok 1 :
1.   Ifat Nabila                                            (2023113016)
2.   Mifta Ariswati                                     (2023113038)
               Kelas: B



PRODI PGMI
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada pembelajaran IPS ini ditegaskan bahwa pembelajaran IPS bukan bertujuan untuk memenuhi ingatan pengetahuan para peserta didik dengan berbagai fakta dan materi yang harus dihafalnya, melainkan untuk membina mental yang sadar akan tanggung jawab terhadap hak dirinya sendiri dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang terkandung dalam IPS tersebut yaitu, nilai edukatif, nilai praktis, nilai teoretis, dan nilai ketuhanan.
Karakteristik konsep dasar IPS meliputi beberapa aspek yaitu memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai keterampilan dan mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan. Karakteristik lain yang juga merupakan ciri mandiri pengajaran IPS, yakni digunakannya pendekatan pengembangan bahan pembelajaran IPS dalam rangka menjawab permasalahan-permasalahan yang sering muncul dalam proses pembelajaran, baik di Sekolah Dasar maupun Lanjutan. Krakteristik pendidikan IPS juga dapat dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya. Dengan memahami konsep, hakikat, dan karakteristik pendidikan IPS dapat mengerti akan pentingnya Ilmu Pengetahuan Sosial dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat membentuk warga negara yang baik, dalam arti mengetahui dan menjalankan hak-hak dan kewajibannya dan dapat hidup bermasyarakat secara seimbang, dalam arti memperhatikan kepentingan pribadi dan masyarakat.

B.    Rumusan Masalah
1.     Bagaimana hakikat mata kuliah konsep dasar IPS ?
2.     Bahgaimana karakteristik  mata kuliah konsep dasar IPS ?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Secara sederhana IPS ada yang mengartikan sebagai studi tentang manusia yang dipelajari oleh anak didik ditingkat sekolah dasar dan menengah. Dalam kenyataannya bidang studi tersebut sering disebut dengan istilah-istilah antropologi-sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, ilmu politik, psikologi atau psikologi sosial.
Istilah lain yang kadang digunakan untuk menyebut bidang studi IPS antara lain Social Education dan Sosial Learning. Kedua istilah tersebut menurut Cheppy lebih menitikberatkan kepada berbagai pengalaman di sekolah yang dipndang dapat membantu anak didik untuk lebih mampu bergaul ditengah-tengah masyarakat.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lebih menekankan kepada pendekatan multidisiplin atau interdisiplin, dimana topik dalam IPS dapat kita manipulasi menjadi suatu isu, pertanyaan atau permasalahan yang berperspektif interdisiplin.
Studi sosial (Social Studies) bukan merupakansuatubidangkeilmuanataudisiplinbidangakademis, melainkansuatubidangpengkajiantentanggejaladanmasalahsosial. Pendekatanstudisosialbersifatinterdisplinataubersifatmultidisiplinerdenganmenggunakanberbagaibidangkeilmuan.Sedangkanpendekatanilmusosial (Social Sciences) bersifatdisiplinerdaribidangilmunyamasing-masing.
Tugas studi sosial untuk membina warga masyarakat yang mampu menyelaraskan kehidupannya berdasarkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial, serta membantu melahirkan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapinya.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mulai tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan tidak menekankan pada teoretis keilmuannya, melainkan lebih menekankan pada segi praktis mempelajari, menelaah serta mengkaji gejala dan masalah sosial, dengan mempertimbangkan bobot dan tingkat kemampuan peserta didik pada tiap jenjang yang berbeda. Berikut ini perbedaan antara IPS dengan Ilmu-ilmu Sosial:
IPS
Ilmu-ilmu Sosial
Bidang kajian
Disiplin ilmu
Pendekatan multidisiplin/interdisiplin
Pendekatan disiplin ilmu/monodisiplin
Kepentingan kependidikan
Dunia sekolah maupun masyarakat
Mempertimbangkan berbagai aspek
Hampir lepas tidak mempertimbangkan

IPS sebagai satu program pendidikan tidak hanya menyajikan tentang konsep-konsep saja, namun harus mampu membina peserta didik menjadi warga negara dan warga masyarakat yang tahu akan hak dan kewajibannya, yang juga memilki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama seluas-luasnya.
Sepanjang sejarah IPS selama ini memiliki lima tujuan, antara lain:
1.     IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut dibidang sosial sciences jika ia nantinya masuk ke perguruan tinggi.
2.     IPS yang bertujuan mendidik kewarganegaraan yang baik.
3.     IPS yang hakikatnya merupakan suatu kompromi antara 1 dan 2 di atas.
4.     IPS yang mempelajari closed areas atau masalah-maslah sosial yang pantang dibahas di muka umum.
5.     Menurut pedoman khusus Bidang Studi IPS, tujuan bidang studi tersebut, yaitu dengan materi yang dipilih, disaring dan disinkronkan kembali maka sasaran seluruh kegiatan belajar dan pembelajaran IPS mengarah kepada dua hal, antara lain
a.      Pembinaan warga negara Indonesia atas dasar moral pancasila/ UUD 1945 secara sadar dan intensif ditanamkan kepada siswa.
b.     Sikap sosial yang rasional dalam kehidupan.
Pembelajaran IPS merupakan upaya teori-konsep-prinsip ilmu sosial unruk menelaah pengalaman, peristiwa, gejala, dan masalah sosial yang secara nyata terjadi di masyarakat.melalui upaya ini, pembelajaran IPS melatih keterampilan siswa baik keterampilan fisik maupun kemampuan berpikirnya dalam mengkaji dan mencari pemecahan dari masalah sosial yang dialaminya. Pemngembangan Sumber Daya Manusia (SDM), harus bersamaan dengan pengembangan nilai-nilai. Meliputi nilai edukatif, nilai praktis, nilai teoretis, nilai filsafat, dan nilai ketuhanan. Dengan pengembangan nilai tersebut diharapkan SDM Indonesia memiliki pengetahuan, keterampilan, kepedulian, kesadaran, dan tanggung jawab sosial yang tinggi terhadap masyarakat. Nilai-nilai tersebut diantaranya:
1.     Nilai Edukatif
Adanya perubahan perilaku sosial peserta didik ke arah yang lebih baik. Perilaku tersebut meliputi aspek kogntif, afektif, dan psikomotorik.
2.     Nilai Praktis
Kita bersama sepakat bahwa pembelajaran dan pendidikan apapun, nilainya tidak berarti apabila tidak dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan sosial sehari-hari. Oleh karena itu, pokok bahasan IPS itu, jangan hanya tentang pengetahuan yang konseptual-teoretis belaka, melainkan digali dari kehidupan sehari-hari.
3.     Nilai Teoretis
Pendidikan tidak hanya menyajikan dan membahas kenyataan, fakta dan data yang terlepas-lepas, melainkan lebih jauh dari itu menelaah keterkaitan aspek kehidupan sosial dengan yang lainnya. Peserta didik dibina dan dikembangkan daya nalarnya ke arah dorongan mengetahui sendiri kenyataan, kemampuan menyelidiki dengan mengajukan berbagai pernyataan.
4.     Nilai Filsafat
Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta didik, dapat mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau sebagai makhluk sosial.
5.     Nilai Ketuhanan
Anda dapat menghayati sendiri dalam menikmati segala yang kita peroleh sebagai manusia, makhluk sosial yang berbeda dengan makhluk hidup ciptaan Yang Maha Kuasa, baik tumbuhan maupun binatang. Kenikmatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa berupa akal pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan yang telah membawa manusia sendiri untuk mampu memenuhi sendiri kebutuhannya dari sumber daya yang telah disediakan oleh-Nya.
Bidang studi IPS, pada hakikatnya merupakan perpaduan pengetahuan sosial. Untuk tingkat Sekolah Dasar pada intinya merupakan perpaduan antara geografi dan sejarah. Untuk tingkat menengah pertama intinya merupakan perpaduan antara geografi, sejarah, dan ekonomi koperasi. Sedangkan untuk menengah atas intinya adalah perpaduan antara geografi, sejarah, ekonomi-koperasi dan antropologi. Proses pembelajaran IPS dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat usia peserta didik masing-masing.
Interaksi edukatif yang terjadi antara pembelajar dan peserta didik tidak hanya seihak dalam bentuk yang kurang menarik, melainkan dikembangkan melalui pendekatan metode interaktif, seperti tanya jawab, diskusi, simulasi, inquiry, sosiodrama, dan lainnya.[1]

B.    Karakteristik Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Tujuan utama setiap pembelajaran Ilmu Sosial adalah membentuk warga negara yang baik, demikian pula halnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai satu program pendidikan juga memiliki tujuan yang bsama, yakni membentuk warga yang baik.
Materi IPS dapat dipelajari dan menjadi pembelajaran, tidak hanya kehidupan nyata sesaat di masyarakat, melainkan juga meliputi cerita-cerita, kisah-kisah tokoh terkenal yang dapat kita baca. Oleh karena itu, bahan bacaan, seperti buku, surat kabar, dan makalah, juga menjadi sumber materi IPS dan sumber pembelajaran IPS.[2]
Sebagai program pendidikan IPS yang layak harus mampu memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai ketrampilan, serta mengembangan sikap moral yang dibutuhkan agar peserta didik menjadi warga masyakarat yang berguna, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Ketiga aspek yang dikaji dalam proses pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (memeberikan berbagai pengertian mendasar, melatih berbagai ketrampilan, serta mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan) merupakan karakteristik IPS. Untuk memberi wawasan yang lebih, apa saja yang tercakup dari ketiga aspek kajian tersebut, akan diuraikan dibawah ini:
1.     Berbagai pengertian yang selayaknya dimiliki oleh setiap peserta didik melalui program pendidikan IPS, antara lain berikut ini.
a.      Aspek-aspek utama dalam lingkungan keluarga
b.     Aspek-aspek utama dari lingkungan sosial
c.      Aspek-aspek utama dari lingkungan alam sekitar
d.     Kesalingtergantungan di antara individu, masyarakat, bangsa dan negara.
e.      Berbagai upaya manusia beradaptasi dan bekerja sama dalam pelestarian lingkungan.
f.       Berbagai cara manusia memerintah dan diperintah.
g.      Berbagai fungsi kontrol sosial dan kelompok.
h.      Hubungan timbal balik antara individu dan masyarakat.
i.       Sifat-sifat yang membentuk kepribadian manusia.[3]
2.     Berbagai ketrampilan yang harus dikembangkan melalui program pendidikan IPS, antara lain berikut ini.
a.      Berpikir kritis.
b.     Menganalisis dan memecahkan masalah.
c.      Menentukan dan mengumpulkan informasi atau data.
d.     Mampu mengornasisasikan dan menilai secara logis.
e.      Membaca dan mendengar untuk mampu mengerti secara nalar.
f.       Menginterprestasikan atau membaca peta globe, bagan, dan grafik secara akurat.
g.      Menggunakan konsep ruang dan waktu.
h.      Ikut dalam kegiatan kelompok.
3.     Berbagai sikap moral yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran pendidikan IPS, antara lain berikut ini.
a.      Menghargai harkat sesama individu.
b.     Yakin akan adanya persamaan kesempatan dalam berbagai hal bagi semua orang.
c.      Bekerja sama demi kebahagiaan bersama.
d.     Bersedia membuktikan tanggung jawab sebagai warga negara.
e.      Yakin akan perlunya demokrasi.
f.       Yakin bahwa manusia mampu mengatur dirinya sendiri.
g.      Yakin bahwa problema sosial mampu dipecahkan melalui pemikiran yang kritis.
h.      Yakin akan masa depan yang baik.
i.       Yakin mampu menghadapi arus globalisasi secara positif.
Seluruh rincian di atas merupakan karakteristik pengembangan tujuan pengajaran IPS.[4]
Pemilihan atau seleksi konsep-konsep ilmu-ilmu sosial guna pengembangan program pembelajaran IPS sesuai dengan kebutuhan pembelajaran pada tingkat yang berbeda tidaklah mudah, namun harus didasarkan pada beberapa prinsip, seperti yang dikemukakan oleh Buchori Alma dan Harlasgunawan (1987) yang menyatakan prinsip-prinsip tersebut, antara lain berikut ini.
1.     Keperluan
Konsep yang akan diajarkan harus konsep yang diperlukan oleh peserta didik dalam memahami “ dunia” sekitarnya.
2.     Ketepatan
Perumusan yang akan diajarkan harus tepat sehinggga tidak memberi peluang bagi penafsiran yang salah (salah konsep).
3.     Mudah dipelajari
Konsep yang diperoleh harus dapat disajikan dengan mudah.
4.     Kegunaan
Konsep yang akan diajarkan hendaknya benar-benar berguna bagi kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara Indonesia pada umumnya serta masyarakat lingkungan di mana ia hidup bersama keluarga serta masyarakat terdekat pada khususnya.[5]
Dalam evaluasi pembelajaran IPS itu ada tiga yaitu evaluasi sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik itu bagaiman, evaluasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung, untuk mengecek apakah proses pembelajaran yang sedang berlangsung itu dapat diserap atau tidak oleh peserta didik, dan evaluasi pada tahap pasca pembelajaran, adalah evaluasi sesuai dengan fungsi dan tujuannya yang mengungkapkan keberhasilan pembelajaran IPS.[6]

Tes Formatif
1.   IPS sebagai program pendidikan pada tingkat persekolahan, secara prinsip...
a.      Sama dengan pelajaran-pelajaran ilmu-ilmu sosial
b.     Berbeda dengan pelajaran-pelajaran ilmu-limu sosial
c.      Sama dengan pelajaran-pelajaran IPA
d.     Sama dengan pelajaran-pelajaran science
2.   Pengembangan materi pembelajaran IPS untuk tingkat persekolahan lebih banyak diambil dari ...
a.      Ilmu-ilmu sosial
b.     Aspek-aspek kehidupan kemasyarakatan
c.      Aspek-aspek lingkungan alam sekitar
d.     Perpaduan dari jawaban A,B dan C
3.   Berbagai nilai yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran IPS yaitu edukatif, praktis, teoretis, filsafat, dan ketuahanan. Adapun yang dimaksud dengan nilai praktis adalah ...
a.      Membina peserta didik untuk mampu berteori dalam memecahkan masalah sosial yang dihadapinya
b.     Setiap pembelajaran IPS mampu diterapkan secara nyata dalam aspek-aspek kehdupan sosial
c.      Mampu mengubah perilaku sosial peserta didik kearah yang lebih baik dari sebelumnya
d.     Pertumbuhan lingkup IPS hendaknya sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta didik
4.   Perbedaan antara ilmu-ilmu sosial dengan Ilmu Pengetahuan Sosial, antara lain ...
a.      IPS merupakan disiplin ilmu tersendiri, sedangkan Ilmu-ilmu Sosial hanya merupakan bidang kajian bagi program pembelajaran
b.     IPS merupakan satu bidang kajian bagi program pembelajaran tingkat persekolahan, sedangkan Ilmu-ilmu Sosial merupakan disiplin ilmu
c.      IPS maupun Ilmu-ilmu Sosial sama-sama merupakan bidang kajian bagi kebutuhan program pembelajaran
d.     IPS maupun Ilmu-ilmu Sosial sama-sam merupakan disiplin ilmu tersendiri masing-masing
5.   Interaksi edukatif antara pembelajar dan peserta didik dikembangkan melalui pendekatan metode ...
a.      Satu arah (one a way)
b.     Interaktif
c.      Interdisipliner
d.     Interdependensi
6.   Program pembelajaran pendidikan IPS yang layak harus mampu mengembangkan ...
a.      Intelektual pengetahuan peserta didik
b.     Sikap moral dan kesadaran peserta didik
c.      Ketrampilan sosial dan bertindak peserta didik
d.     Ketiga komponen aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
7.   Pengembangan intelektual atau kemampuan pengetahuan peserta didik dalam pengajaran pendidikan IPS, kecuali ...
a.       Aspek-aspek utama dalam lingkungan keluarga
b.       Sifat-sifat yang membentuk kepribadian individu
c.       Sifat-sifat yang membentuk sebagai pemikir ilmuwan
d.       Perkembangan sikap, nilai, moral sebagai warga masyarakat dan negara
8.   Berbagai ketrampilan yang dikembangkan pada pengajaran pendidikan IPS, terutama pada tingkat SD dan SLTP, kecuali ...
a.    Berpikir kritis
b.   Berpikir filosofis
c.    Ikut serta dalam kegiatan kelompok
d.   Menganalisis dan mampu memecahkan masalah sosial
9.  Menghargai harkat sesama individu merupakan pengembangan dari aspek ...
a.    Keterampilan
b.   Pengetahuan
c.    Sikap moral
d.   Imajinasi
10.    Pemilihan konsep-konsep ilmu-ilmu sosial untuk dijadikan bahan  pembelajaran IPS harus memiliki sifat, antara lain kebutuhan, yakni ...
a.    Perumusan yang akan diajarkan harus tepat sehingga memberi peluang bagi penafsiran yang salah (salah konsep)
b.   Konsep yang diperoleh harus dapat disajikan dengan mudah
c.    Konsep yang akan diajarkan hendaknya benar-benar berguna bagi kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara Indonesia pada umumnya serta masyarakat lingkungan di mana ia hidup bersama keluarga serta masyarakat terdekat pada khususnya
d.   Konsep-konsep yang dikembangkan selayaknya dapat diukur dan dievaluasi sesuai dengan kebutuhan


BAB III
PENUTUP

       Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lebih menekankan kepada pendekatan multidisiplin atau interdisiplin, dimana topik dalam IPS dapat kita manipulasi menjadi suatu isu, pertanyaan atau permasalahan yang berperspektif interdisiplin.
IPS sebagai satu program pendidikan tidak hanya menyajikan tentang konsep-konsep saja, namun harus mampu membina peserta didik menjadi warga negara dan warga masyarakat yang tahu akan hak dan kewajibannya, yang juga memilki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama seluas-luasnya.
Sebagai program pendidikan IPS yang layak harus mampu memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai ketrampilan, serta mengembangan sikap moral yang dibutuhkan agar peserta didik menjadi warga masyakarat yang berguna, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Itulah merupakan karakteristik dari pengembangan pembelajaran IPS.
Buchori Alma dan Harlasgunawan (1987) yang menyatakan prinsip-prinsip tersebut, antara lain berikut ini.
1.     Keperluan
2.     Ketepatan
3.     Mudah dipelajari
4.     kegunaan


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Azis Wahab dan Muhammad Halimi, Konsep Dasar IPS



[1] Abdul Azis Wahab dan Muhammad Halimi, Konsep Dasar IPS, hal. 1.3 – 1.21
[2]Ibid, hal. 1.22-1.23
[3] Ibid, hal. 1.26
[4] Ibid, hal. 1.25
[5]Ibid, hal. 1.29
[6]Ibid, hal. 1.33