Disusun untuk Memenuhi Tugas
Matakuliah Konsep Dasar IPS MI/SD
Dosen Pengampu : Mohammad Yasin Abidin, M.Pd
Disusun oleh kelompok 1 :
1. Ifat Nabila (2023113016)
2. Mifta Ariswati (2023113038)
Kelas: B
PRODI PGMI
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada pembelajaran IPS ini ditegaskan bahwa pembelajaran IPS bukan bertujuan
untuk memenuhi ingatan pengetahuan para peserta didik dengan berbagai fakta dan
materi yang harus dihafalnya, melainkan untuk membina mental yang sadar akan
tanggung jawab terhadap hak dirinya sendiri dan kewajiban kepada masyarakat,
bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang terkandung dalam IPS tersebut yaitu, nilai
edukatif, nilai praktis, nilai teoretis, dan nilai ketuhanan.
Karakteristik konsep dasar IPS meliputi beberapa aspek yaitu memberikan
berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai keterampilan dan
mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan. Karakteristik lain yang juga
merupakan ciri mandiri pengajaran IPS, yakni digunakannya pendekatan
pengembangan bahan pembelajaran IPS dalam rangka menjawab
permasalahan-permasalahan yang sering muncul dalam proses pembelajaran, baik di
Sekolah Dasar maupun Lanjutan. Krakteristik pendidikan IPS juga dapat dilihat
dari materi dan strategi penyampaiannya. Dengan memahami konsep, hakikat, dan
karakteristik pendidikan IPS dapat mengerti akan pentingnya Ilmu Pengetahuan
Sosial dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat membentuk warga negara yang
baik, dalam arti mengetahui dan menjalankan hak-hak dan kewajibannya dan dapat
hidup bermasyarakat secara seimbang, dalam arti memperhatikan kepentingan
pribadi dan masyarakat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
hakikat mata kuliah konsep dasar IPS ?
2.
Bahgaimana
karakteristik mata kuliah konsep dasar
IPS ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Secara sederhana IPS ada yang
mengartikan sebagai studi tentang manusia yang dipelajari oleh anak didik
ditingkat sekolah dasar dan menengah. Dalam kenyataannya bidang studi tersebut
sering disebut dengan istilah-istilah antropologi-sosiologi, ekonomi, geografi,
sejarah, ilmu politik, psikologi atau psikologi sosial.
Istilah lain yang kadang digunakan
untuk menyebut bidang studi IPS antara lain Social Education dan Sosial
Learning. Kedua istilah tersebut menurut Cheppy lebih menitikberatkan kepada
berbagai pengalaman di sekolah yang dipndang dapat membantu anak didik untuk
lebih mampu bergaul ditengah-tengah masyarakat.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lebih
menekankan kepada pendekatan multidisiplin atau interdisiplin, dimana topik
dalam IPS dapat kita manipulasi menjadi suatu isu, pertanyaan atau permasalahan
yang berperspektif interdisiplin.
Studi sosial (Social Studies) bukan
merupakansuatubidangkeilmuanataudisiplinbidangakademis,
melainkansuatubidangpengkajiantentanggejaladanmasalahsosial. Pendekatanstudisosialbersifatinterdisplinataubersifatmultidisiplinerdenganmenggunakanberbagaibidangkeilmuan.Sedangkanpendekatanilmusosial
(Social Sciences) bersifatdisiplinerdaribidangilmunyamasing-masing.
Tugas studi sosial untuk membina
warga masyarakat yang mampu menyelaraskan kehidupannya berdasarkan
kekuatan-kekuatan fisik dan sosial, serta membantu melahirkan kemampuan
memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapinya.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mulai
tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan tidak menekankan pada teoretis
keilmuannya, melainkan lebih menekankan pada segi praktis mempelajari, menelaah
serta mengkaji gejala dan masalah sosial, dengan mempertimbangkan bobot dan
tingkat kemampuan peserta didik pada tiap jenjang yang berbeda. Berikut ini perbedaan
antara IPS dengan Ilmu-ilmu Sosial:
IPS
|
Ilmu-ilmu Sosial
|
Bidang kajian
|
Disiplin ilmu
|
Pendekatan
multidisiplin/interdisiplin
|
Pendekatan
disiplin ilmu/monodisiplin
|
Kepentingan
kependidikan
|
Dunia sekolah
maupun masyarakat
|
Mempertimbangkan
berbagai aspek
|
Hampir lepas
tidak mempertimbangkan
|
IPS sebagai satu program pendidikan
tidak hanya menyajikan tentang konsep-konsep saja, namun harus mampu membina
peserta didik menjadi warga negara dan warga masyarakat yang tahu akan hak dan
kewajibannya, yang juga memilki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama
seluas-luasnya.
Sepanjang
sejarah IPS selama ini memiliki lima tujuan, antara lain:
1.
IPS
mempersiapkan siswa untuk studi lanjut dibidang sosial sciences jika ia
nantinya masuk ke perguruan tinggi.
2.
IPS
yang bertujuan mendidik kewarganegaraan yang baik.
3.
IPS
yang hakikatnya merupakan suatu kompromi antara 1 dan 2 di atas.
4.
IPS
yang mempelajari closed areas atau masalah-maslah sosial yang pantang dibahas
di muka umum.
5.
Menurut
pedoman khusus Bidang Studi IPS, tujuan bidang studi tersebut, yaitu dengan
materi yang dipilih, disaring dan disinkronkan kembali maka sasaran seluruh
kegiatan belajar dan pembelajaran IPS mengarah kepada dua hal, antara lain
a.
Pembinaan
warga negara Indonesia atas dasar moral pancasila/ UUD 1945 secara sadar dan
intensif ditanamkan kepada siswa.
b.
Sikap
sosial yang rasional dalam kehidupan.
Pembelajaran IPS merupakan upaya
teori-konsep-prinsip ilmu sosial unruk menelaah pengalaman, peristiwa, gejala,
dan masalah sosial yang secara nyata terjadi di masyarakat.melalui upaya ini,
pembelajaran IPS melatih keterampilan siswa baik keterampilan fisik maupun
kemampuan berpikirnya dalam mengkaji dan mencari pemecahan dari masalah sosial
yang dialaminya. Pemngembangan Sumber Daya Manusia (SDM), harus bersamaan
dengan pengembangan nilai-nilai. Meliputi nilai edukatif, nilai praktis, nilai
teoretis, nilai filsafat, dan nilai ketuhanan. Dengan pengembangan nilai
tersebut diharapkan SDM Indonesia memiliki pengetahuan, keterampilan,
kepedulian, kesadaran, dan tanggung jawab sosial yang tinggi terhadap
masyarakat. Nilai-nilai tersebut diantaranya:
1.
Nilai
Edukatif
Adanya
perubahan perilaku sosial peserta didik ke arah yang lebih baik. Perilaku
tersebut meliputi aspek kogntif, afektif, dan psikomotorik.
2.
Nilai
Praktis
Kita
bersama sepakat bahwa pembelajaran dan pendidikan apapun, nilainya tidak
berarti apabila tidak dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan sosial
sehari-hari. Oleh karena itu, pokok bahasan IPS itu, jangan hanya tentang
pengetahuan yang konseptual-teoretis belaka, melainkan digali dari kehidupan
sehari-hari.
3.
Nilai
Teoretis
Pendidikan
tidak hanya menyajikan dan membahas kenyataan, fakta dan data yang
terlepas-lepas, melainkan lebih jauh dari itu menelaah keterkaitan aspek
kehidupan sosial dengan yang lainnya. Peserta didik dibina dan dikembangkan
daya nalarnya ke arah dorongan mengetahui sendiri kenyataan, kemampuan
menyelidiki dengan mengajukan berbagai pernyataan.
4.
Nilai
Filsafat
Pembahasan
ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan sesuai dengan perkembangan
kemampuan peserta didik, dapat mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota
masyarakat atau sebagai makhluk sosial.
5.
Nilai
Ketuhanan
Anda
dapat menghayati sendiri dalam menikmati segala yang kita peroleh sebagai
manusia, makhluk sosial yang berbeda dengan makhluk hidup ciptaan Yang Maha
Kuasa, baik tumbuhan maupun binatang. Kenikmatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa
berupa akal pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan yang telah membawa
manusia sendiri untuk mampu memenuhi sendiri kebutuhannya dari sumber daya yang
telah disediakan oleh-Nya.
Bidang studi IPS, pada hakikatnya
merupakan perpaduan pengetahuan sosial. Untuk tingkat Sekolah Dasar pada
intinya merupakan perpaduan antara geografi dan sejarah. Untuk tingkat menengah
pertama intinya merupakan perpaduan antara geografi, sejarah, dan ekonomi
koperasi. Sedangkan untuk menengah atas intinya adalah perpaduan antara
geografi, sejarah, ekonomi-koperasi dan antropologi. Proses pembelajaran IPS
dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan
tingkat usia peserta didik masing-masing.
Interaksi edukatif yang terjadi
antara pembelajar dan peserta didik tidak hanya seihak dalam bentuk yang kurang
menarik, melainkan dikembangkan melalui pendekatan metode interaktif, seperti
tanya jawab, diskusi, simulasi, inquiry, sosiodrama, dan lainnya.[1]
B.
Karakteristik Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Tujuan utama setiap pembelajaran
Ilmu Sosial adalah membentuk warga negara yang baik, demikian pula halnya Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai satu program pendidikan juga memiliki tujuan
yang bsama, yakni membentuk warga yang baik.
Materi IPS dapat dipelajari dan
menjadi pembelajaran, tidak hanya kehidupan nyata sesaat di masyarakat,
melainkan juga meliputi cerita-cerita, kisah-kisah tokoh terkenal yang dapat
kita baca. Oleh karena itu, bahan bacaan, seperti buku, surat kabar, dan
makalah, juga menjadi sumber materi IPS dan sumber pembelajaran IPS.[2]
Sebagai program pendidikan IPS yang
layak harus mampu memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih
berbagai ketrampilan, serta mengembangan sikap moral yang dibutuhkan agar
peserta didik menjadi warga masyakarat yang berguna, baik bagi dirinya sendiri
maupun orang lain.
Ketiga aspek yang dikaji dalam
proses pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (memeberikan berbagai pengertian
mendasar, melatih berbagai ketrampilan, serta mengembangkan sikap moral yang
dibutuhkan) merupakan karakteristik IPS. Untuk memberi wawasan yang lebih,
apa saja yang tercakup dari ketiga aspek kajian tersebut, akan diuraikan
dibawah ini:
1.
Berbagai
pengertian yang selayaknya dimiliki oleh setiap peserta didik melalui program
pendidikan IPS, antara lain berikut ini.
a.
Aspek-aspek
utama dalam lingkungan keluarga
b.
Aspek-aspek
utama dari lingkungan sosial
c.
Aspek-aspek
utama dari lingkungan alam sekitar
d.
Kesalingtergantungan
di antara individu, masyarakat, bangsa dan negara.
e.
Berbagai
upaya manusia beradaptasi dan bekerja sama dalam pelestarian lingkungan.
f.
Berbagai
cara manusia memerintah dan diperintah.
g.
Berbagai
fungsi kontrol sosial dan kelompok.
h.
Hubungan
timbal balik antara individu dan masyarakat.
i.
Sifat-sifat
yang membentuk kepribadian manusia.[3]
2.
Berbagai
ketrampilan yang harus dikembangkan melalui program pendidikan IPS, antara lain
berikut ini.
a.
Berpikir
kritis.
b.
Menganalisis
dan memecahkan masalah.
c.
Menentukan
dan mengumpulkan informasi atau data.
d.
Mampu
mengornasisasikan dan menilai secara logis.
e.
Membaca
dan mendengar untuk mampu mengerti secara nalar.
f.
Menginterprestasikan
atau membaca peta globe, bagan, dan grafik secara akurat.
g.
Menggunakan
konsep ruang dan waktu.
h.
Ikut
dalam kegiatan kelompok.
3.
Berbagai
sikap moral yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran pendidikan IPS,
antara lain berikut ini.
a.
Menghargai
harkat sesama individu.
b.
Yakin
akan adanya persamaan kesempatan dalam berbagai hal bagi semua orang.
c.
Bekerja
sama demi kebahagiaan bersama.
d.
Bersedia
membuktikan tanggung jawab sebagai warga negara.
e.
Yakin
akan perlunya demokrasi.
f.
Yakin
bahwa manusia mampu mengatur dirinya sendiri.
g.
Yakin
bahwa problema sosial mampu dipecahkan melalui pemikiran yang kritis.
h.
Yakin
akan masa depan yang baik.
i.
Yakin
mampu menghadapi arus globalisasi secara positif.
Seluruh rincian di atas merupakan
karakteristik pengembangan tujuan pengajaran IPS.[4]
Pemilihan atau seleksi konsep-konsep
ilmu-ilmu sosial guna pengembangan program pembelajaran IPS sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran pada tingkat yang berbeda tidaklah mudah, namun harus
didasarkan pada beberapa prinsip, seperti yang dikemukakan oleh Buchori Alma
dan Harlasgunawan (1987) yang menyatakan prinsip-prinsip tersebut, antara lain
berikut ini.
1.
Keperluan
Konsep yang
akan diajarkan harus konsep yang diperlukan oleh peserta didik dalam memahami “
dunia” sekitarnya.
2.
Ketepatan
Perumusan yang
akan diajarkan harus tepat sehinggga tidak memberi peluang bagi penafsiran yang
salah (salah konsep).
3.
Mudah
dipelajari
Konsep yang
diperoleh harus dapat disajikan dengan mudah.
4.
Kegunaan
Konsep yang
akan diajarkan hendaknya benar-benar berguna bagi kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara Indonesia pada umumnya serta masyarakat lingkungan di
mana ia hidup bersama keluarga serta masyarakat terdekat pada khususnya.[5]
Dalam evaluasi pembelajaran IPS itu
ada tiga yaitu evaluasi sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui kemampuan
awal peserta didik itu bagaiman, evaluasi yang dilakukan selama pembelajaran
berlangsung, untuk mengecek apakah proses pembelajaran yang sedang berlangsung
itu dapat diserap atau tidak oleh peserta didik, dan evaluasi pada tahap pasca
pembelajaran, adalah evaluasi sesuai dengan fungsi dan tujuannya yang
mengungkapkan keberhasilan pembelajaran IPS.[6]
Tes Formatif
1.
IPS
sebagai program pendidikan pada tingkat persekolahan, secara prinsip...
a.
Sama
dengan pelajaran-pelajaran ilmu-ilmu sosial
b.
Berbeda
dengan pelajaran-pelajaran ilmu-limu sosial
c.
Sama
dengan pelajaran-pelajaran IPA
d.
Sama
dengan pelajaran-pelajaran science
2.
Pengembangan
materi pembelajaran IPS untuk tingkat persekolahan lebih banyak diambil dari
...
a.
Ilmu-ilmu
sosial
b.
Aspek-aspek
kehidupan kemasyarakatan
c.
Aspek-aspek
lingkungan alam sekitar
d.
Perpaduan
dari jawaban A,B dan C
3.
Berbagai
nilai yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran IPS yaitu edukatif,
praktis, teoretis, filsafat, dan ketuahanan. Adapun yang dimaksud dengan nilai
praktis adalah ...
a.
Membina
peserta didik untuk mampu berteori dalam memecahkan masalah sosial yang
dihadapinya
b.
Setiap
pembelajaran IPS mampu diterapkan secara nyata dalam aspek-aspek kehdupan
sosial
c.
Mampu
mengubah perilaku sosial peserta didik kearah yang lebih baik dari sebelumnya
d.
Pertumbuhan
lingkup IPS hendaknya sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta didik
4.
Perbedaan
antara ilmu-ilmu sosial dengan Ilmu Pengetahuan Sosial, antara lain ...
a.
IPS
merupakan disiplin ilmu tersendiri, sedangkan Ilmu-ilmu Sosial hanya merupakan
bidang kajian bagi program pembelajaran
b.
IPS
merupakan satu bidang kajian bagi program pembelajaran tingkat persekolahan,
sedangkan Ilmu-ilmu Sosial merupakan disiplin ilmu
c.
IPS
maupun Ilmu-ilmu Sosial sama-sama merupakan bidang kajian bagi kebutuhan
program pembelajaran
d.
IPS
maupun Ilmu-ilmu Sosial sama-sam merupakan disiplin ilmu tersendiri
masing-masing
5.
Interaksi
edukatif antara pembelajar dan peserta didik dikembangkan melalui pendekatan
metode ...
a.
Satu
arah (one a way)
b.
Interaktif
c.
Interdisipliner
d.
Interdependensi
6.
Program
pembelajaran pendidikan IPS yang layak harus mampu mengembangkan ...
a.
Intelektual
pengetahuan peserta didik
b.
Sikap
moral dan kesadaran peserta didik
c.
Ketrampilan
sosial dan bertindak peserta didik
d.
Ketiga
komponen aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
7.
Pengembangan
intelektual atau kemampuan pengetahuan peserta didik dalam pengajaran
pendidikan IPS, kecuali ...
a.
Aspek-aspek
utama dalam lingkungan keluarga
b.
Sifat-sifat
yang membentuk kepribadian individu
c.
Sifat-sifat
yang membentuk sebagai pemikir ilmuwan
d.
Perkembangan
sikap, nilai, moral sebagai warga masyarakat dan negara
8.
Berbagai
ketrampilan yang dikembangkan pada pengajaran pendidikan IPS, terutama pada
tingkat SD dan SLTP, kecuali ...
a.
Berpikir
kritis
b.
Berpikir
filosofis
c.
Ikut
serta dalam kegiatan kelompok
d.
Menganalisis
dan mampu memecahkan masalah sosial
9. Menghargai harkat sesama
individu merupakan pengembangan dari aspek ...
a.
Keterampilan
b.
Pengetahuan
c.
Sikap
moral
d.
Imajinasi
10.
Pemilihan
konsep-konsep ilmu-ilmu sosial untuk dijadikan bahan pembelajaran IPS harus memiliki sifat, antara
lain kebutuhan, yakni ...
a.
Perumusan
yang akan diajarkan harus tepat sehingga memberi peluang bagi penafsiran yang
salah (salah konsep)
b.
Konsep
yang diperoleh harus dapat disajikan dengan mudah
c.
Konsep
yang akan diajarkan hendaknya benar-benar berguna bagi kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara Indonesia pada umumnya serta masyarakat lingkungan di
mana ia hidup bersama keluarga serta masyarakat terdekat pada khususnya
d.
Konsep-konsep
yang dikembangkan selayaknya dapat diukur dan dievaluasi sesuai dengan
kebutuhan
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lebih
menekankan kepada pendekatan multidisiplin atau interdisiplin, dimana topik
dalam IPS dapat kita manipulasi menjadi suatu isu, pertanyaan atau permasalahan
yang berperspektif interdisiplin.
IPS sebagai satu program pendidikan
tidak hanya menyajikan tentang konsep-konsep saja, namun harus mampu membina
peserta didik menjadi warga negara dan warga masyarakat yang tahu akan hak dan
kewajibannya, yang juga memilki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama
seluas-luasnya.
Sebagai program pendidikan IPS yang
layak harus mampu memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai
ketrampilan, serta mengembangan sikap moral yang dibutuhkan agar peserta didik
menjadi warga masyakarat yang berguna, baik bagi dirinya sendiri maupun orang
lain. Itulah merupakan karakteristik dari pengembangan pembelajaran IPS.
Buchori Alma dan Harlasgunawan
(1987) yang menyatakan prinsip-prinsip tersebut, antara lain berikut ini.
1.
Keperluan
2.
Ketepatan
3.
Mudah
dipelajari
4.
kegunaan
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Azis Wahab dan Muhammad
Halimi, Konsep Dasar IPS
0 komentar:
Posting Komentar